Label

buku (1) celotehanku (4) diary (1) flash fiksi (2) FLP (1) hikz (2) karyaku (1) lyric (5) resensi (1)

Jumat, 30 Maret 2012

gerimis manis


kesendirian yang berjanji setia pada kesunyian.
sunyi yang menggenggam sepi berkepanjangan,
sepi yang membayangi kesendirian.
sendiri dalam keheningan,
hening memenuhi kehampaan.
***
Titik-titik air menetes dari celah awan.Dingin menunggangi angin. Dan, becek membercaki jalanan. Aku tergugah oleh hujan yang basah bagai keringat bercucuran. Saat itu aku lelah dan merindukan pulang. Rindu pada peraduan. Rindu pada sebuah pertemuan. Rindu pada lembutnya senyuman. Rindu pada hangatnya pembicaraan. Rindu pada seseorang yang tak juga kunjung datang. kerinduan yang menyala di tengah hujan.

Hari telah membilang bulan, bulan telah menapak tahun. Malam masih terjaga dalam kelam. Aku pun masih terdiam dalam gelembung kehampaan. Lalu, aku terlelap dan memimpikan sebuah kehidupan. 

Dalam kesendirian kita tidak butuh hingar-bingar, apalagi keramaian. Terkadang yang kita perlukan hanyalah sebuah sapaan, "apa kabar?". sebuah kepedulian kawan. Dalam kubangan lelah ini, aku membayangkan uluran tangan, dekapan hangat dari kerabat, menyambut kepulangan. 

Lalu, aku bicara pada langit malam di tengah gerimis tangis dan hampanya kesendirian ini. suatu hari akan aku titi sebuh tali berwarna pelangi. Dimana setiap helainya terdiri dari cinta, kedamaian dan kasih sayang.

Lalu, dari kejauhan aku lihat diriku berdiri di pagar. Menggenggam sebuah payung terkembang. Menantikan kepulangan sang pangeran. Sebab kutahu suatu saat aku akan menjadi sosok yang dirindukan setiap kali lelah mengantarkan kepulangan, setiap kali hujan datang. Aku tidak ingin sendirian. Aku yakin dia pun demikian. Dalam sebuah lamunan antara kabut bayangan dan harapan, ada sebuah senyuman.

Akan aku hentikan langkah yang melelahkan. Biar kusajikan pengabdian di rumah impian. Biar kusuguhi dia dengan kesetiaan. Biar  kurawat kuncup-kuncup cinta yang lahir dari hati kita. kelak, kita akan bahagia.

gerimis ini tak lagi mengundang tangis, tapi jadi melukis senyum manis :)

***

entah puisi atau nyanyian, gerimis dan kepulangan akan selalu jadi kenangan.

Kamis, 22 Maret 2012

lirik nasyid#Shoutul Harokah-Islami Ya Quds


Islami Ya Quds

Munsyid : Shoutul Harokah



Islami ya qudsu inna lil fida’ (sejahteralah engkau wahai quds, sungguh untuk pengorbanan)
Zi yadii in maaddatid-dunya yada (kami mempunyai kekuatan, jika dunia mengerahkan kekuatan)
Abadan kan taskiini abada (selamanya, kami takkan menyerah, selamanya)
Innai arju ma’a yaumi ghada  (aku berharap bersama hari ini ada hari esok)


Islami ya qudsu inna lil fida’
Zi yadii in maaddatid-dunya yada
Abadan kan taskiini abada
Innai arju ma’a yaumi ghada

Huwa ma’ie qalbi wa ‘azmi lil-jihad (bersatu hatiku dan tekadku untuk berjihad)
La amiilu la amallu la aliin  (aku takkan melenceng, takkan jemu, takkan melunak)

Huwa ma’ie qalbi wa ‘azmi lil-jihad
La amiilu la amallu la aliin 

Laki ya…qudsu salaama wa salaaman ya bilaadii (untukmu, wahai quds kesejahteraan, wahai negeriku)
In rama…baghyus-sihaama (jika penjahat menembakkan anak peluru)
Attaqiiha bi fuaadii (aku menjaganya dengan hatiku (aku akan menahannya dengan dadaku)
Waslami fii kulli hiin (x2) (sejahteralah engkau sepanjang masa)

Muslimun ana banaani man bana (muslim aku, jemariku adalah yang membangun)
Masjidal aqsal-lazi ayantana (masjidil aqsa yang telah engkau tentukan)
Waqfatus-sokhrati fiima bainana (berdirinya sakhrah di tengah-tengah kami)
Bi wuquufid-dahri waqfati ana (sepanjang masa, tempat aku berdiri)


Muslimun ana banaani man bana
Masjidal aqsal-lazi ayantana
Waqfatus-sokhrati fiima bainana
Bi wuquufid-dahri waqfati ana

Lilkifaahi wal jihadi lil bilad (untuk perjuangan dan jihad membela negeri)
La amiilu la amallu la alin (aku takkan melenceng, takkan jemu, takkan melunak)

Lilkifaahi wal jihadi lil bilad
La amiilu la amallu la alin

Laki ya…qudsu salaama wa salaaman ya bilaadii
In rama…baghyus-sihaama
Attaqiiha bi fuaadii
Waslami fii kulli hiin (x2)

Islami ya qudsu inna lil fida’
Zi yadii in maaddatid-dunya yada
Abadan kan taskiini abada
Innai arju ma’a yaumi ghada

Huwa ma’ie qalbi wa ‘azmi lil-jihad
La amiilu la amallu la aliin 

Huwa ma’ie qalbi wa ‘azmi lil-jihad
La amiilu la amallu la aliin 

Lil ulaa abna’al-qudsi lil ulaa
Wa bi qudsi syarri fil-mustaqbala
Wa fidalli qudsi lid-dunya falaa
Ado’ul islami lillah awwala

Lil ulaa abna’al-qudsi lil ulaa (demi kemuliaan, wahai putera-puteri quds, demi kemuliaan)
Wa bi qudsi syarri fil-mustaqbala (dengan qudsku jayakanlah masa depan)
Wa fidalli qudsi lid-dunya falaa (tebusan untuk quds bukan untuk dunia)
Ado’ul islami lillah awwala (aku posisikan islam hanya untuk Allah)

Jaanibal aisaaru qalbuhul fu’aad (di samping kiri adallah jantung hatinya)
Wa bilaadi hiya bi janbil-yamin (dan negeriku berada di samping kanannya)

Jaanibal aisaaru qalbuhul fu’aad
Wa bilaadi hiya bi janbil-yamin

Laki ya…qudsu salaama wa salaaman ya bilaadii
In rama…baghyus-sihaama
Attaqiiha bi fuaadii
Waslami fii kulli hiin (x2)
***


dengerin dech:  http://www.youtube.com/watch?v=FWJFrJKKYQA&feature=related

lirik nasyid#shoutul harokah - al ardu lana



judul: Al-Ardhu lana
vocal: Shoutul Harokah

Al-Ardhu Lana
Wal Qudsu Lana
Wallahu Biquwwatihi Ma'ana
Wa Jumu'ul Kufri Qad Ijtama'at
Kay Tahzimana
Lan Tahzimana
Lan Tahzimana

Wal Aqsa Yantaziru Solahan
Fallahallaha Asyawisana

Hadzal Qur'anu Yu'allimuna
Wa Bidarbil Haqqi Yubassiruna
La Izzata Illa Bijihadin Qudsiyyin Nahwati Yadfa'una

Ya Muslimu Kabbir Mu'taliqon 
Waltahmil Fizzahfil Kafana

Amasajidana Wa Ma'adzinana Wa Mafawizana Wa Mada'inana
La Dam'an La Huznan Wa Asan Sihi Wa Da'nahul Hazana
Ka Hamasuth Thauratu Syamikhatun Kat Toudi Tuqadzdzi Thauratana

Ya Jundal Islami Sallimtum
Antum Ahfadu Muhammadina
Lau Anna Asyawisa Hittinin
Syahidu Af'ala Hijarotina
Lartajala Solahu Wa A'lanaha
Labbaiki Hamasa Warithatana

ALQUDS BARUDATI      
ALQUDS-ARDU WALQUDSLANA

Resensi#The Straigh Path




Penggembaraan di Jalan Yang Lurus
Oleh: Tayana Mi'an


Judul                : The Straigh Path (Jalan Yang Lurus)
Penulis              : Alwi Alatas
Edotor              : Fauzi Fauzan & Farel. M. Rizky
Penerbit            : Zikrul Hakim
Tahun terbit      : 2006
Tebal                : 272 halaman
Ukuran             : 12x19 cm

Inilah novel yang menyajikan nuansa profetik di dalamnya. Judulnya kuat dan jelas menunjukan isi dari keseluruhan cerita. The Straigh Path. Jalan Yang Lurus. Walaupun judulnya terdengar seperti non-fiksi, namun novel ini benar-benar sebuah karya fiksi yang inovatif. Penulisnya sangat lihai melukiskan cerita dengan kiasan-kiasan indah dan menarik tapi tetap mudah dimengerti. Cerita dituturkan sedemikian rupa sehingga pembaca mampu menangkap makna yang terkandung di dalamnya.
Walaupun prolog di awal novel ini terasa sedikit membingungkan ditambah alur cerita yang melompat-lompat tanpa keterangan yang jelas, novel ini tetap memikat. Karena penyajiannya yang unik dan imajinatif. Novel ini menjadi sebuah karya profetik yang sederhana namun sungguh istimewa.
Ada banyak karakter dalam novel ini. tokoh utamanya bernama Khair. Ia adalah seorang pemuda biasa yang menjadi pengikut Sang Guru. Cerita diawali ketika mereka meninggalkan kampung halamannya untuk menempuh sebuah perjalanan menuju Taman Keabadian yang diberitahukan dalam Kitab Cahaya. Pemilik taman ini adalah Sang Penguasa Agung atau Sang Kebenaran. Inilah yang dinamakan perjalanan menempuh Jalan yang lurus itu.
Konflik dimulai di dalam bahtera yang mengangkut rombongan. Khair jatuh cinta pada seorang gadis bernama Rabiya. Namun, gadis itu justru dinikahi oleh sahabat karib Khair yang bernama Tarim. Kekecewaan dan kesedihan atas pengkhianatan inilah yang menyelimuti hati Khair sepanjang perjalanan. Namun, berkat bimbingan dan ajaran dari Sang Guru perlahan-lahan luka itu terobati. Sang Guru mengajarkan ketauhidan dengan cara yang arif dan bijaksana, sehingga anggota rombongan yang menjadi pengikutnya memiliki keimanan dan ketaqwaan yang memadai.
Jalan yang lurus adalah jalan yang berat untuk ditempuh. Selepas mengarungi samudera, masih ada jalan panjang yang digambarkan begitu lurus. Pada ujung perjalanan akan ada sebuah taman indah seperti yang dijanjikan dalam Kitab Cahaya. Tempat itulah yang dituju oleh Sang Guru dan Pengikutnya. Ada banyak hal atau persoalan yang mereka temui sepanjang perjalanan. Mulai dari rintangan teringan seperti keinginan untuk beristirahat sejenak dibawah teduhnya pohon dan memakan buahnya. Hingga yang terberat yaitu peperangan. Juga godaan dan cobaan lainnya. Sehingga banyak anggota rombongan yang berguguran, memilih keluar dari jalur, dan ingkar terhadap kebenaran. Salah satunya adalah Tarim.
Novel ini terbagi dengan baik dalam 8 bagian. Setiap bagian menggambarkan kurun waktu tertentu atau episode tertentu yang saling terkait dan merupakan kesatuan yang utuh. Walaupun tidak dituliskan secara gamblang, pembaca dengan mudah dapat mengetahui ajaran-ajaran yang  diterangkan dalam buku ini. Dalam beberapa bagian terdapat cerita yang mengingatkan pembaca pada kisah-kisah kenabian atau bahkan sufi. Contohnya, penggambaran bahtera yang mengingatkan kita pada kisah nabi Nuh a.s. atau kejadian saat Sang Guru berhasil menaklukan seekor singa hanya dengan sebuah do’a.
Selain itu, ada sisi lain yang digambarkan digambarkan dalam buku ini. Salah satu bagian yang cukup menarik, yaitu ketika rombongan singgah di sebuah kampung. Disana, terdapat buku-buku dengan judul yang sangat unik. Antara lain berjudul: Sisi Gelap Kitab Cahaya, Antara Jalan yang Lurus dan Jalan yang Tidak Terlalu Lurus, Jalan Yang Lurus dalam Tinjauan sejarah, dan lain-lain. Hal ini menjadi semacam satire terhadap kondisi kehidupan saat ini yang seolah berbudaya padahal kehilangan moral dan jauh dari agama. Penulis menyampaikannya dengan cara yang sangat cerdas dan memukau.
Kisah dalam novel ini benar-benar sarat makna. Jalan lurus yang dimaksud bukanlah sekedar perjalanan biasa melainkan sebuah kiasan bagi pengembaraan hidup manusia. Yang berisi totalitas para penempuhnya dalam mengemban misi, cinta dan cita-cita mulia. Sebuah perjalanan yang menuntun manusia pada penemuan hakikat dan eksistensinya. Sebuah perjalanan menuju tuhan.
Banyak penuturan Sang Guru yang mampu membuat kita terdiam dan merenung bahkan menitikan air mata. Novel ini menggambarkan kehidupan nyata yang kita tempuh di dunia. Mengingatkan kita pada kondisi zaman dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di depan mata kita. Sepertinya novel ini memang sengaja ditulis untuk menyeret kita kembali ke jalan yang lurus.


Purwakarta, 26 Januari 2012

Rabu, 21 Maret 2012

rekam jejak langkahku di atas kertas

  • Dear Love adalah buku pertama yang memuat karyaku di dalamnya. Buku ini adalah sebuah kumpulan Flash fiksi yang ditulis oleh 111 penulis. hm...luar biasa ya^^

Dear Love memuat karya Flash Fiksi keduaku yang pernah aku buat sepanjang sejarah. Dan, ini karya pertamaku yang berhasil lolos dalam seleksi lomba yang diadakan sebuah penerbit, sekaligus menjadi karya pertamaku yang tercetak di buku. cieee.....padahal karya ini  hanya terdiri dari 10 baris dan kurang dari 100 kata lho. Ini flash fiksi paling singkat yang ada di dalam buku Dear Love. xixixi. Berati tulisanku yang paling mahal kali ya. xixixi.

'Kau Adalah Cinta' itulah judul flash fiksi tulisanku. walaupun ini benar-benar tentang seseorang, tapi aku yakinkan bahwa siapapun yang membacanya boleh melapangkan imajinasi tentang sosok 'Kau' dalam tulisan tersebut.

Dan.....eing..ing..eing...ini dia bukunya:


  • Karya keduaku yang berhasil mejeng di dalam sebuah buku adalah cerpen berjudul 'Surat ajaib'. 

Awalnya, aku punya sebuah ide tentang kasus depresi seorang penulis, lalu dengan lagak sok serius aku sampaikan pada seorang sahabatku. Ternyata sahabatku itu menanggapi dengan serius. Kebetulan, waktu itu ada lomba menulis cerpen duet dengan tema 'Dialog Sepasang Kupu-Kupu'.  Maka, jadilah kami pasangan duet 'EL_Purwacarita'. Kami menulis sebuah cerpen berjudul 'Surat Ajaib' yang secara ajaib berhasil meraih juara dalam lomba tersebut. weleh...weleh...
ini nih penampakan bukunya: 


  • yang ketiga, masih hangat dan masih beredar: 'Puisi Adalah Hidupku'

kalau boleh jujur (bukannya harus? :p), sebenarnya puisi yang aku tulis di buku ini agak-agak sedikit gimana gitchu...soalnya partisipasinya juga sebenarnya cuma iseng. tertarik ikut jadi kontributor karena banyak teman dan saudara se-facebook yang juga ikutan. Jadi, intinya, aku mengikutsertakan karyaku di proyek buku ini semata-mata karena ingin merasakan satu buku bersama orang-orang 'hebat dan keren' tersebut. xixixi. hm...motivasi yang kurang baik. jangan ditiru! he3...


  • buku keempat judulnya 'Memorable of Journey'

sebuah kumpulan catatan perjalanan.

Yang satu ini masih dalam proses terbit.

mohon do'a moga karya-karya yang lainnya segera menyusul untuk terbit.
'Bismillah...'





Minggu, 18 Maret 2012

Apalah Arti sebuah Nama



Assalamualaikum,
 ^_^

Ini dia postingan blog pertamaku. Perkenalkan, nama penaku: Tayana Mi'an. Terdiri dari dua kata dalam bahasa sunda, Taya dan nami-an. Taya itu artinya tiada. Nami artinya nama, dan -an adalah akhiran. Jadi, Tayana Mia-an itu berarti tiada nama atau tak bernama. Coba tanya kenapa aku memilih nama itu?

Pada zaman dahulu kala....ciee kesannya jadul banget :D Aku sama sekali tidak memikirkan masalah nama pena. Waktu itu aku hanya sekedar suka menulis dan berharap bisa jadi penulis. Menuliskan naskah atau catatan kehidupanku tanpa ada orang yang tahu bahwa itu aku. Dari sanlah, mulai terpikirkan untuk membuat nama pena.

Nama pena pertamaku adalah Susan Mizuki. Susan diambil dari bagian nama asliku, dan Mizuki diambil dari nama tokoh kartun favoritku, Kaho Mizuki, gurunya Sakura di film/komik Cardcaptor Sakura. Nama ini dibuatkan khusus oleh sahabat baikku. Maka, aku suka sekali dengan nama yang satu ini.

Nama penaku yang lainnya adalah Youwe. Hayooo...yang pernah mengenal mobaminggle.com mungkin pernah mendengar nama ini. Youwe. Itu adalah id-ku di mobaminggle.com. Nama yang simple, unik, lucu, imut, lagi manis, persis kayak orangnya. xixixi....kepedean tingkat akut :b Yang jelas, nama yang keren banget ini tercipta secara dadakan saja. Tetapi, tentu saja memiliki sejarah yang sakral dalam kehidupanku. hehehe...tidak akan terlupakan deh pokoknya.

Nama penaku yang berikutnya adalah Nenk_Nenk alias Nenknonknenkchrank. Nah, sebenarnya nama inilah yang paling 'sreg' dihatiku, karena sangat 'aku' ^_^ tapiiiii......hum, kesannya ceriwis banget ya? Padahal kan tulisan-tulisanku selam ini sendu kelabu gimana gitchu. Hihihi...akhirnya nama pena yang satu ini kujadikan nama pena yang eksklusif. Hanya pada tulisan-tulisan di tempat tertentu saja aku memakai nama ini.

Yang terakhir....ya, Tayana Mi'an, tentu saja :) Awalnya aku mencari nama yang religius karena aku sangat ingin menghembuskan nafas keislaman dalam setiap tulisanku. Namun, apa mau dikata, nama yang mantap itu tidak juga aku temukan. Maka akhirnya aku memutuskan untuk memakai nama 'tanpa nama' saja. Tetapi, berhubung sudah banyak orang yang mempunyai ide serupa maka, aku cari alternatif lain. Akhirnya, bertemulah aku dengan nama Tayana Mi'an. Walaupun berarti tanpa nama kalau dilihat sekilas kan tetap terasa seperti sebuah nama. Iya kan? hayoooo ngaku! udah ngaku aja deh....please :D

Sejujurnya, hingga detik ini, aku masih merasa kurang 'sreg' dengan nama unik ini. Dalam beberapa karya, aku sering memakai nama asli saja. Memakai nama asli mengajarkan ku untuk lebih terbuka menerima masukan dan kritikan. Rasanya sama seperti membuka jendela di pagi hari. Jika dengan memakai nama pena aku bisa sembunyi. Maka, dengan nama asli aku tidak bisa sembunyi lagi. Mau tidak mau, aku harus menghadapi apapun omongan orang tentang aku dan tulisanku. Aku dipaksa menjadi orang yang terbuka untuk membiarkan orang lain tahu siapa aku dan bagaimana tulisanku. Sehingga pada akhirnya aku menjadi diri sendiri dan bisa bertanggung jawab atas apapun yang aku perbuat, dalam hal ini berupa tulisan.

Lucunya, beberapa kali aku ikut lomba menulis dan memakai nama campuran. terkadnag asli terkadang nama pena. Keberhasilan itu justru didapat pada karya yang menggunakan nama asli. Sedangkan tulisan yang memakai nama pena sulit sekali menembus lomba :D hum...mengherankan juga sih, tapi ya, memang begitulah keadaanya. Bukan berarti aku akan membuat nama baru lagi loh. insya Allah, Tayana Mi'an akan jadi nama pena ku yang paten. xixixi. Apalagi nama ini memiliki filosofi tersendiri.

Suatu saat nanti jika aku menjadi penulis beken (berkhayal dulu bentar :D), nama inilah yang akan jadi pengendali diri. Aku akan ingat bahwa Tayana Mi'an itu berarti tak bernama=orang yang tidak memiliki nama. Dan, orang seperti itu bukanlah siapa-siapa. Maka, tidak layak baginya menyimpan setitikpun kesombongan dalam dirinya. Tidak ada yang boleh di-riya-kan oleh seorang Tayana Mi'an, sekalipun ia kelak, mungkin, bisa saja (bahkan ngarep banget) dikenal banyak orang di seantero dunia. Tayana Mi'an akan mengingatkanku untuk tetap berpijak di bumi dan menjadi pribadi yang rendah hati. Keagungan itu hanya milik Allah. Jika suatu saat Dia menganugerahi kita sebuah kemuliaan di tengah-tengah manusia, itu bukan semata-mata karena kehebatan kita, tetapi karena kehendak dan ridho-Nya saja.

Dengan ataupun tanpa nama pena, aku berharap bisa menjadi diri sendiri, menghasilkan karya terbaik yang bermanfaat, sebab karya itu akan kita pertanggung jawabkan kelak di akhirat. (wuiiiih...berat nch). Jadi, sebenarnya yang terpenting dari sebuah tulisan itu bukanlah siapa, tetapi apa. Bukan sekedar nama pena, tetapi isi tulisan kita.

So, apalah artinya sebuah nama? :p

Sebagai penutup postingan pembuka ini, sengaja aku lampirkan sebuah halaman blog milik penulis terkenal dengan nama pena yang sudah tidak asing lagi kita dengar: Asma Nadia. Beliau memberikan wejangannya di sini nch: http://anadia.multiply.com/journal/item/12 Silakan diintip^^

wassalamualaikum.